Kisah menarik muncul dari Desa Pengalangan, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik. Desa yang dulunya gersang kini menjelma menjadi contoh sukses desa mandiri berbasis ekonomi hijau.
Desa yang dulunya memiliki lahan tandus, kini berubah menjadi kawasan Edu Wisata dan Fresh Market berkat kolaborasi Universitas Wijaya Putra (UWP), UHW, pemerintah desa, BUMDes Pengalangan Sejahtera, serta kelompok PKK.
Sejak 2019, Tanah Kas Desa (TKD) seluas 2,8 hektar disulap menjadi agrowisata modern. Ratusan pohon buah belimbing madu, jambu kristal, mangga, hingga kelengkeng tumbuh subur dan menjadi daya tarik wisata petik buah.
Tak hanya itu, kawasan ini juga dilengkapi dengan instalasi hidroponik, budidaya ikan tawar seperti lele dan nila, serta area pelatihan kewirausahaan, digital marketing, pengemasan produk hingga pembukuan keuangan.
Ketua tim pelaksana dari UWP, Suprayoga, menyebut program ini bukan sekadar proyek desa wisata, melainkan fondasi kemandirian masyarakat.
“Desa Pengalangan kami dorong menjadi role model ekonomi hijau berbasis potensi lokal. Dukungan PKK, pemuda, dan BUMDes adalah kunci keberhasilan,” tegasnya.
Hal senada disampaikan Faisol Humaidi, dosen UWP yang juga terlibat langsung dalam program. Menurutnya, kolaborasi ini berorientasi jangka panjang.
“Inisiatif ini terbukti memberi dampak nyata. Model yang dibangun di Desa Pengalangan bisa direplikasi di daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.