Berita

Tim PKM UWP Surabaya Intensif Dampingi UMKM Olahan Bandeng

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Wijaya Putra (PKM UWP) Kota Surabaya melakukan pendampingan intensif bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) olahan bandeng di Tambak Dana, Kelurahan Sumber Rejo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya.

Program pendampingan itu untuk meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing UMKM yang menjadi mitra PKM UWP. Tim UWP yang terjun langsung diperkuat Ketua Pelaksana PKM Novita Maulida Ikmal, beserta dua anggotanya, yakni Dwi Hardaningtyas dan Subaderi.

“Program pendampingan yang dilakukan sudah dirancang dengan serangkaian intervensi yang terukur. Salah satunya adalah pelatihan ergonomi untuk menata ulang ruang produksi agar lebih efisien dan memenuhi standar higienis,” ujar Ketua Pelaksana PKM Novita Maulida Ikmal mendampingi Rektor UWP Budi Endarto di Kampus UWP di Kampus Benowo Surabaya, Kamis (25/9/25).

Menurut Novita yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UWP itu, Tim PKM juga memberikan pendampingan dalam proses pengurusan sertifikat halal. Sebelumnya, para mitra hanya memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB), sehingga tambahan sertifikasi halal diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperluas jangkauan pasar.

Program multitahun dari Juni hingga November 2025 itu fokus pada pendampingan komprehensif, mencakup aspek produksi hingga pemasaran. UMKM mitra yang didampingi selama ini memproduksi berbagai olahan bandeng, antara lain otak-otak bandeng, bandeng presto, bandeng bakar, dan bandeng bumbu teplok.

Dalam aspek pemasaran, tutur Novita, tim yang terdiri dari mahasiswa FISIP ikut berperan aktif membantu mitra UMKM dalam pembuatan akun penjualan daring di berbagai platform populer, seperti TikTok dan Shopee. “Langkah ini diharapkan dapat membuka peluang pasar yang lebih luas, mengingat sebelumnya penjualan hanya dilakukan secara konvensional melalui stan, pasar, atau pesan WhatsApp.”

Tak hanya itu, katanya, tim PKM UWP memberi bantuan teknologi tepat guna, seperti mesin presto berkapasitas 20 kg sebagai pengganti mesin rumah tangga 3 kg, dan mesin pembakar bandeng yang mampu mengolah tujuh ekor bandeng dalam waktu 5-10 menit. “Prosesnya jadi jauh lebih efisien dibandingkan sebelumnya yang hanya tiga ekor dalam 20 menit.”

Novita mengatakan, proses pendampingan tersebut sudah nampak hasilnya. Terjadi peningkatan signifikan dalam kapasitas produksi bandeng presto, dari sekitar 18 kg menjadi 40-45 kg per pekan. “Dengan penggunaan teknologi tepat guna, maka terjadi efisiensi waktu. Produksi juga meningkat, terutama dalam proses pembakaran.”

Selain itu, bantuan alat pendukung seperti mesin giling bumbu, vacuum sealer untuk menjaga higienitas produk, dan freezer berkapasitas besar memungkinkan mitra untuk menyimpan stok ikan bandeng yang telah dimarinasi.

“Hal ini mengatasi kendala sebelumnya, di mana mitra harus mencari bahan baku setiap kali ada pesanan mendadak, sehingga kini dapat melayani pesanan kapan saja,” kata Novita menambahkan.

Supriyanto, mitra UMKM Cheisya Kitchen mengatakan, pendampingan yang dilakukan PKM UWP Surabaya sudah memberikan kontribusi besar terhadap peningkatan nilai usaha.

Apalagi, katanya, UMKM olahan bandeng di Surabaya memiliki potensi besar untuk terus berkembang dengan meningkatkan kualitas produk, menambah jangkauan pasar, sehingga memberi kontribusi yang lebih signifikan bagi perekonomian lokal.

“Dengan bertambahnya kapasitas produksi, maka keberlanjutan usaha semakin terjamin. Berkat tim dosen pelaksana pengabdian masyarakat, Cheisya Kitchen dapat memberi pelayanan terbaik untuk konsumen penikmat olahan bandeng,” ujarnya.

  • Admin
  • 26 Sep 2025 , 11:09 WIB